Penguasa Madura yang pertama kali dikenal adalah Aria Wiraraja. Mengenai asal-usul Aria Wiraraja, memang banyak dijelaskan bahwa ia sebagai keturunan dari Nangka. Hal itu disebutkan dalam beberapa sumber, antara lain dalam kitab Pararaton bab V halaman 27, Kidung Panji Wijayakrama Pupuh I nomor 12. Pararaton menerangkan bahwa Nambi adalah putra Aria Wiraraja, sedangkan Ranggalawe adalah keturunan bangsawan Singasari. Dan di dalam Kidung Panji Wijayakrama dikatakan bahwa Ranggalawe adalah anak dari Aria Wiraraja yang berasal dari desa Tanjung, Madura. Sedangkan dalam Kidung Sorandaka, dijelaskan bahwa Nambi merupakan anak dari Pranaraja.
Dr. Abdurrahman dalam bukunya “Peranan Madura Menuju Puncak Kebesaran Kerajaan Majapahit”, menerangkan bahwa Aria Wiraraj berasal dari Madura. Desa Nangka yang disebut dalam Pararaton sebagai asal-usul Aria Wiraraja diperkirakan desa Karang Nangka, Rubaru, kabupaten Sumenep. Rubaru memang pernah disebutkan dalam sejarah sebagai salah satu pusat pemerintahan di Sumenep. Dan di desa Banasare pernah ditemukan potongan patung besar yang berasal dari awal jaman majapahit.
Menurut Zainal Fatah dalam buku sejarah “Caranya Pemerintahan di Daerah-daerah di Kepulauan Madura dengan Hubungannya”, dijelaskan bahwa Aria Wiraraja adalah keturunan Aria Pamekas, yaitu Raja Pajajaran. Setelah ditelusuri, sumber tersebut mengandung kelemahan. Zainal Fatah cederung menganggap bahwa banyak Wide yang diceritakan dalam buku Babat Tanah Jawa. Pendapat ini disangsikan karena buku tersebut ditulis pada abad XVIII, sepertinya tak banyak disetui oleh pakar sejarah sebagai sumber penulisan sejarah Majapahit.
Pekerjaan Aria Wiraraja yang disebutkan babatangan yaitu orang yang menerangkan atau membukakan segala sesuatu yang bersifat penuh misteri atau rahasia. Dari beberapa gambaran di atas dapat disimpulkan, bahwa gelar “Aria” untuk Wiraraja menunjukkan bahwa banyak Wide (Wiraraja) termasuk pegawai tinggi atau orang penting di kerajaan Singasari.
Posting Komentar